Israndi Perwiransyah Ritonga
Wednesday, October 26, 2011
Sebutan para Nabi dan Rasul itu banyak, dan kita tidak mengetahui, hanya Tuhan-lah yang mengetahui bilangan pastinya, sebagaimana tertera di dalam ayat Al-Qur’an sebagai berikut :
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلاً مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ
“Kami telah mengutus beberapa utusan sebelum engkau, di antara mereka itu ada yang telah kami ceritakan kepadamu, dan ada pula yang tidak kami ceritakan kepadamu, dan ada pula yang tidak kami ceritakan kepadamu”. (Al-Mu’min: 78).
Adapun yang telah diceritakan di dalam Al-Qur’an dengan riwayatnya masing-masing berjumlah 25 orang. Itulah yang wajib kita percayai dengan pasti. Nama-Nama Para Nabi tersebut, sebagai berikut; Adam, Idris, Nuh, Hud, Shaleh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayyub, Syu’aid, Musa, Harun, Dzulkifli, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa, Muhammad.
Selanjutnya di antara 25 orang itu ada 5 orang Rasul yang mempunyai kelebihan yang istimewa. Mereka itu dinamakan Ulul-Azmi (اولوالعزم) artinya para Nabi dan Rasul yang mempunyai ketabahan luar biasa. Mereka itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad SAW.
Mengingat tugas para Rasul, sebagai pesuruh Allah untuk memberi petunjuk kepada segenap manusia dan untuk memperbaiki masyarakat, maka para Rasul itu harus memiliki sifat-sifat wajib sebagai berikut, juga sifat mustahulnya:
1. Benar/Jujur atau صِدْقٌ tidak mungkin Suka bohong atau كِذْبٌ
2. Dapat dipercaya atau اَمَانَةٌ tidak mungkin khianat (خِيَانَةٌ)
3. Menyampaikan perintah dan larangan atau تَبْلِغٌ tidak mungkin menyembunyikan ajaran atau كِتْمَانٌ
4. Cerdas atau فَطَانَةٌ tidak mungkin pelupa atau غَفْلَةٌ
Adapun sifat jaiz (mungkin) para rasul itu adalah sama seperti sifat manusia juga, bahkan dijadikan contoh bagi sekalian manusia, maka mereka pun mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasa, yakni al-a’radlul basyariyah (اَلأَعْرَاضُ البَشَرِيَّةُ) , seperti makan, berkeluarga, penat, mati, merasa enak dan tidak enak, sehat dan juga menderita sakit yang tidak mengurangi kedudukannya sebagai Rasul. Dan sifat as-sam’iyat (السَّمْعِيَّاتِ) yaitu hal-hal yang tidak dapat dicapai dengan akal semata-mata, dan hanya dapat diketahui dari keterangan yang kita terima dari sumber agama sendiri, yakni dari kitab-kitab Allah dan keterangan-keterangan para Rasul.
Di antara hal-hal yang termasuk di dalam Assamiyyat juga adalah Malaikat, Kitab-kitab Allah, Hari Kemudian, dan Hinggaan Allah (Qadla dan Qadar). Termasuk soal-soal ini juga adalah tentang Jin, Surga, Neraka, Hal ikhwal kubur, dan lain sebagainya.